Lika Liku Gen Z di Era Pendidikan

- Penulis

Selasa, 8 Juli 2025 - 08:27

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Generasi Z sering dianggap hanya mengejar kenyamanan dan tren. Namun, data membuktikan banyak dari mereka belajar sambil bekerja demi masa depan. Inilah potret Gen Z sesungguhnya: fleksibel, tangguh, dan ambisius.

Generasi Z sering dianggap hanya mengejar kenyamanan dan tren. Namun, data membuktikan banyak dari mereka belajar sambil bekerja demi masa depan. Inilah potret Gen Z sesungguhnya: fleksibel, tangguh, dan ambisius.

Kombis.id – Gen Z, Apa yang pertama kali terlintas dipikiran kalian? Remaja yang penuh dengan ambisi?, Remaja yang tidak bisa diAtur?, atau Remaja yang Kebanyakan Liburan?

Secara umum Generasi Z itu adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Berarti untuk usia mereka saat ini berkisar antara 12 hingga 27 tahun, Ya, Mereka ini hidup dengan kecanggihan teknologi yang ditawarkan oleh sejuta kenyamanan dan kemudahan

Tapi apakah kamu tahu?

Menurut RRI.co.id dalam tulisannya “mengenai Kekurangan Gen Z”, Menyebutkan bahwa Kekurangan Gen Z adalah : FOMO (Fear of Missing Out), ini adalah sebuah rasa keinginan untuk selalu terhubung dan mengikuti tren terbaru , Suka Membandingkan Diri dengan orang lain, seperti membandingkan kemampuannya serta kepemilikan sebuah barang pribadi dan memiliki kecenderungan untuk tidak Sabar serta Lebih Memilih Kenyamanan sebagai yang utama

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sangat disayangkan bukan?

Dibalik kecanggihan teknologi yang ditawarkan dan kemudahan ilmu yang mudah didapatkan kita malah lebih memilih kenyamanan, mengikuti tren terbaru , dan malah membandingkan diri dengan orang lain.

Tapi kamu tahu tidak?

Penilaian yang diberikan itu tidak sepenuhnya benar karena dibalik itu semua, ada Gen Z yang rajin Belajar dan Bekerja diwaktu yang bersamaan, merasa waktu nya adalah emas , ilmu nya adalah senjata untuk menghadapi kehidupan.

Statistik survey dari “Barnes dan Noble college” memaparkan hasil bahwa Lebih dari separuh responden survei Gen Z menunjukkan preferensi yang kuat untuk belajar sambil bekerja. Mereka juga lebih suka melakukan penelitian sendiri dan berkolaborasi dengan teman sekelas

Lalu bagaimana dengan realita nya di Indonesia?

Menurut databoks.katadata.co.id. melalui tulisannya mengenai Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa terdapat 6,98% siswa berusia 10 hingga 24 tahun yang sekolah sambil bekerja pada tahun 2020. Rinciannya, sebanyak 6,74% di perdesaan dan 7,15% di perkotaan.

Sektor pertanian memberikan sumbangan besar terhadap siswa bekerja di perdesaan, yakni 44,06% pada 2020. Sementara sektor lainnya sebanyak 39,9% jasa dan 16,04% manufaktur.

Berbeda dengan wilayah perkotaan yang paling banyak bekerja di sektor jasa yakni 72,61% siswa. Sedangkan 22,78% di manufaktur dan 4,61% pertanian

(BPS) menjelaskan dua alasan siswa bekerja, yaitu karena alasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mendapatkan pengalaman kerja. Namun siswa yang bekerja secara intens akan meningkatkan risiko putus sekolah, terutama siswa yang berada pada kelas ekonomi rendah

Baca Juga:  Media Sosial: Membangun atau Merusak Generasi Muda di Era Digital?

Dalam statistik itu kita mengetahui bahwa GenZ bukan sekedar pribadi yang bergantung pada kenyamanan teknologi, tetapi pribadi yang penuh ambisi, bertanggung jawab dalam menyiapkan kebutuhannya sekarang dan kebutuhannya di masa yang akan datang secara bersamaan, mereka itu fleksibel, bisa melakukan hal yang serius tetapi juga perlu melakukan hiburan untuk memberikan penghargaan diri dari hiruk pikuk kehidupan,

Sering salah diartikan sebagai generasi yang buruk, pemalas, dan lemah, padahal mereka ini adalah generasi yang berani berbeda dengan caranya sendiri, generasi yang melawan kenyamanan demi masa depan yang cerah, generasi yang melek mental seperti memahami edukasi tentang kesehatan mental, dan generasi yang cukup kuat karena mampu beradaptasi dalam belajar dan bekerja diwaktu yang bersamaan

Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai GenZ?

Lakukan yang terbaik! , lakukan bagian kamu , sebuah hal yang dipercayakan kepadamu, bekerjalah sepenuh hati, belajarlah dengan giat, jangan terlalu sering melihat keatas, tetapi fokus lah dengan dirimu yang sekarang, gali pontensi mu dan sandanglah gelar itu,

Sebagai sesama GenZ, mari kita perjuangkan mimpi itu bersama, belajar dan bekerja bukan hal yang mudah, banyak yang harus di pertaruhkan, Ayo Semangat kita pasti bisa melalui semua ini , pakai sepatu mu , tegakakan kepala, mari melangkah bersama untuk masa depan yang lebih baik.

 

Penulis: Dwipasya Muhaddal Habibillah Mahasiswa Universitas Pamulang Ilmu Komunikasi

Tulisan ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kombis.id

  • **) Rubrik opini di KOMBIS.ID terbuka untuk umum. Panjang naskah sekitar 500-600 atau 700 kata. Tulisan orisinil, asli, dan bukan saduran (No Plagiarisme). Boleh menggunakan sumber referensi minimal 1 atau 2 dan mengutip dari narasumber. Analisa tajam dan membuka wawasan baru.
  • **) Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
  • **) Naskah dikirim ke alamat e-mail: belajarmenulisid@gmail.com
  • **) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Kombis.
  • **) Bagi penulis yang artikelnya sering diterbitkan akan mendapat merchandise Kombis.

Editor : Deni Darmawan

Publisher : Agus Suhendra

Berita Terkait

Ketika Jalan Menjadi Ibu Tak Sesuai Harapan: Berdamai dengan Luka Sesar dan Susu Formula
Biliard, Olahraga yang Layak Dihargai, Bukan Dicap Negatif
Pentingnya Etika Bisnis Dalam Membangun Kepercayaan Publik
Resensi Buku Kreativitas Menulis Kaum Rebahan
Pentingnya Pendidikan Etika dan Moral dalam Kurikulum Sekolah Indonesia
Korupsi, Penghalang Utama Kemajuan Bangsa
Kereta Wosh di Tengah Utang Negara Rp8.000 Triliun: Solusi Transportasi atau Beban Baru?
UMR Naik Tapi Hidup Makin Berat? Ini Alasan dan Solusinya
Berita ini 39 kali dibaca
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Jumat, 17 Oktober 2025 - 16:35

5 Tersangka Ditangkap dalam Kasus Penyelundupan Benih Lobster Ilegal di Tangerang Selatan

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 11:00

Peringati HUT ke- 30 tahun, Perumda Tirta Benteng Giat Penanaman Pohon dan Pengecatan Kanstin

Minggu, 28 September 2025 - 13:50

Bupati Tangerang Hadiri HUT ke-80 PMI, Tegaskan Kepedulian Sosial sebagai Ibadah Mulia

Minggu, 28 September 2025 - 13:48

Muhammad Farhan dan Regina Nastalia Terpilih Jadi Kang dan Nong Kabupaten Tangerang 2025

Selasa, 23 September 2025 - 16:57

Wabup Tangerang Terima Kunjungan Delegasi Kota Binzhou Tiongkok

Selasa, 23 September 2025 - 16:53

Bupati Tangerang Kunjungi Anak Penderita Kanker Mata di Kronjo

Sabtu, 20 September 2025 - 17:11

Wabup Tangerang Buka Lomba Senam Kreasi Tingkat SMA/SMK

Sabtu, 20 September 2025 - 17:09

Wabup Tangerang Resmikan Lentera National School Park Serpong

Berita Terbaru